Kamis, 10 Maret 2011

Cerpen I ) Cerpen... Hanya 5aja ...

"
Hanya kata2 sebelum Cerpen,


Entahlah mungkin mereka berdua lagi musuhan ... jadi hanya coretan coretan... yang bicara... gw sebagai dinding... abis di coret coret ..., agar semua tersampaikan... untuk dinda Canda (Nia)..., Yach bilang gini...  Canda aku ingin cinta yang halal di mata Tuhan... karna aku gg taww waktuqu sampai kapan... "?", ia... sekarang kita isi ja waktu kita ... untuk yang lebih berarti... mengembangkan diri... saling mengisi dengan senyum dan canda..., hidup bukan masalah lama atau singkat... yang terpenting adalah mengisi waktu yang di berikan Tuhan dengan upayamu sehingga kau lebih mensyukuri AnugrahNya,...mmmm... sepertinya Yach lagi eling...nich... heheheh, okelah kalo begitu... ngikut... bend tegal : ), mulai saja cerpen ini dari... ( sebelum'a saya ingin sampaikan kalau cerpen ini saling berkaitan dari cerpen I s/d selanjut'a... )





,...Hanya 5aja, ku dengar...

Panggil saja dia Deli...
Dan, dengarlah,Celoteh Deli "kecil"

"................., Ayah ...
Ayah sudah makan belum... ?"

" Ayah ...
Dari tadi Deli tanya kok Ayah diam saja...?"

" Ayah ...
Deli datang ke sini sama Ibu...
Kata Ibu Ayah ada di dalam... "

(Sehabis Deli "kecil" berucap..., terdengar suara...)

"Deli...
Ayo lekas nak...
Taburkan bunga'a...
Ucapkan Salam...
Ibu sudah selesai b'doa...
Kita ke rumah nenek truss jemput kakak ya... 

( Suara Ibupun mmbuat Deli "kecil" segera menaburkan Bunga...
di atas makam Ayah tercinta'a...
Seusai'a b'ucap )


" Assalamualaikum...
Ayah Deli Pulang dulu...ya... "

( saat mereka berdua b'jalan menuju pintu keluar makam...
Deli kecil b'ucap kembali...)


"Ibu...
Ayah sayang gk sama Ibu...?
Truss sayang'a Ayah seperti apa sama Ibu...?"
(Kali ni suara Deli kecil mmbuat mata sang Ibu b'kaca kaca...
tak lama Ibupun b'kata...)

"Deliku...
Sayangku...
Ayah sayang sama Ibu...
Lihat Ibu...
Ibu sllu senyumkan...
Deli Tau kenapa...?
Karna saat Ibu lihat senyum kamu...
dan kakak kamu...
Ibu seakan melihat juga Ayah..." 


Jakarta, Awal Tahun 2011,





dindingpun ingin menghiburmu...


Ooo... dari Celoteh Deli "kecil"
Hanya saja...
Selalu saja...
ku tuliskan...
yang tertuju untukmu...

Pujaanku...

Cinta seperti untaian mutiara...
satu demi satu utuk Satu agar menjadi indah...

Adakah sisah waktuku dapat mnguntai mutiara mutiara...
bersamamu...
Atau mungkin keindahan mutiara itu ada pada dirimu...

Aku hanya bisa b'janji tak ada air mata...
Kecuali itu mengalir dari kebahagia'n...

Laramu gundamu kan ku buang jauh...
Yg ku ganti dngan senyum manis...

Aku yakin bisa...

Dengan kemampuan yg ada...
Dan sedikit hal tentang cinta yg aku punya...
 
Ooo...
Dinda...
Bila kau tak melihat untaian mutiara mutiaraku hari ini...
Aku Yakin Kau akan lihat pd wkt'a nanti...

Seperti saat engkau mengutai mutiara...
satu demi satu untuk Satu agar mnjadi indah...
Sama dengan apa yg telah Aku tulis...

Simpanlah kindahan yg hakiki...
hingga saat'a hadir untukmu...

Adakah aku masih merayumu...
Saat diam...
Saat kerjaku...
Saat sendiriku...
Aku masih tuliskan...
untaian mutiara mutiara itu ada untukmu...
Rasa gundah...
Rasa sakit...
Bukan penghalang bagiku...
Aku tulus...

Dinda...

Cin7a sebenin9 embun pagi...
Yan9 7ak terkontaminasi polusi...
Asap & bisin9 mesin2 industri...
Cinta yang meresap di setiap sel sel jiwa ini...
Tak jarang dalam rasa kosong...
Di rasaku...
namun selalu ku hiasi harimu...
Sllu ingin kau t'senyum...
Bahagia...
Selalu...( Yach menulis saat waktu itu juga ..., tak lain untuk Nia... )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar